Kamis, 27 Maret 2014

Sumaiyah Binti Khaiyat

Berdasarkan sejarah Islam, Syuhada' pertama penganut Islam ialah seorang wanita iaitu Sumaiyah binti Khaiyat yang merupakan isteri kepada Yasir bin Amin Al-Ansi dan juga ibu kepada Muammar bin Yasir.

Sumaiyah bin Khaiyat adalah hamba perempuan Abu Huzaifah bin al-Mughirah Abdullah bin Umar al-Ansi. Beliau dikahwinkan dengan Yasir bin Amin Al-Ansi seorang pendatang dari Yaman yang mengikat janji setia dengan Huzaifah. Mereka dikurniakan anak lelaki bernama Ammar. Yasir juga dikenali sebagai Abu Ammar.
Sumaiyah dimerdekakan pada hari perkahwinannya dan tinggal bersama Huzaifah dibawah naungan Bani Makhzum.

Keluarga Yasir adalah di antara keluarga yang terawal memeluk Islam di Makkah ketika seruan dakwah baru sahaja di bawa oleh Rasulullah SAW. Mereka terpaksa menempuh penderitaan dan penyiksaan dari golongan musyrikin Makkah.

Bani Makhzum yang masih belum memeluk Islam ketika itu sangat marah apabila mengetahui keluarga Yasir memeluk Islam. Keluarga Yasir pun diseksa dengan pelbagai jenis seksaaan supaya mereka kembali kepada agama asal nenek moyang mereka yang menyembah berhala. Sumaiyah, Yasir dan Ammar telah di heret ke padang pasir dan dijemur dibawah pancaran matahari yang amat panas, mereka dipukul dan tidak diberi makan dan minum. Kaki dan tangan mereka diikat dengan rantai.
Pada suatu hari Rasulullah SAW lalu di tempat keluarga Yasir disiksa. Rasulullah SAW berkata " Bersabarlah, wahai keluarga Yasir. Balasan untuk kamu adalah Syurga".Kata-kata Rasulullah SAW itu telah menenagkan hati dan jiwa raga mereka, Iman mereka jadi bertambah teguh walaupun mereka disiksa dengan kejam dan zalim oleh Musyrikin dari Bani Makhzum.

Pada suatu hari datanglah Abu Jahal ke tempat penyeksaan tersebut sambil menghina dan mencerca sumaiyah dan turut sama menyeksa Sumaiyah. Abu Jahal memaksa Sumaiyah supaya meninggalkan Islam. Tetapi mereka menolaknya dan tetap beriman dengan Allah SWT dan tidak sekali-kali akan meninggalkan Islam. Sumaiyah diikat di antara dua ekor unta.

Abu Jahal sangat marah dengan Sikap Sumaiyyah yang tidak mahu tunduk dengan kemahuannya dan musyrikin Makkah. Abu Jahal pun mengambil lembing lalu menusukkan lembing tersebut di dada Sumaiyyah. Sumaiyyah pun gugurlah sebagai Syahid Pertama di bumi Makkah. Suaminya Yasir juga turut Syahid kemudiannya.
Nama Sumaiyah binti Khaiyat tercatat dalam sejarah Islam sebagai Syahid pertama umat Islam yang mati kerana mempertahankan aqidah dan keimanannya kepada Allah SWT. Setelah Sumaiyyah dan Yasir gugur sebagai syuhada', Ammar pula dipaksa menyebut nama-nama berhala kaum musyrikin. Dalam keadaan terpaksa, Ammar terpaksa menuruti kehendak kaum musyrikin dengan menyebut nama-nama berhala.
Ammar hanya menyebut dilidah semata-mata tetapi dihatinya terus memuji Allah SWT. Dalam keadaan darurat ini Ammar terpaksa memilih antara rukshah dan azimah. Musyrikin Makkah pun melepaskan Ammar kerana disangkanya sudah mengikut kehendak mereka.Selepas dilepaskan dari seksaan Ammar pun menemui Rasulullah SAW menceritakan perbuatannya tadi. Rasulullah SAW bertanya bagaimana dengan hatimu? jawab Ammar saya tetap beriman dengan Allah. Rasulullah SAW membenarkan tindakan Ammar tersebut yang memilih rukshah.
wallahua'lam...


Sumber : http://ummu-rifaie.blogspot.com/2008/06/kisah-sumaiyah-binti-khaiyat.html
»»  READMORE...

Rabu, 27 November 2013

Kisah Cinta Sayyidina Ali Karomallahu wajhu dengan Sayyidatina Fatimah Azzahra RA

Ada rahasia terdalam di hati ‘Ali yang tak dikisahkannya pada siapapun. Fathimah. Karib kecilnya, puteri tersayang dari Sang Nabi yang adalah sepupunya itu, sungguh memesonanya. Kesantunannya, ibadahnya, kecekatan kerjanya, parasnya. Lihatlah gadis itu pada suatu hari ketika ayahnya pulang dengan luka memercik darah dan kepala yang dilumur isi perut unta. Ia bersihkan hati-hati, ia seka dengan penuh cinta. Ia bakar perca, ia tempelkan ke luka untuk menghentikan darah ayahnya.Semuanya dilakukan dengan mata gerimis dan hati menangis. Muhammad ibn ’Abdullah Sang Tepercaya tak layak diperlakukan demikian oleh kaumnya! Maka gadis cilik itu bangkit. Gagah ia berjalan menuju Ka’bah. Di sana, para pemuka Quraisy yang semula saling tertawa membanggakan tindakannya pada Sang Nabi tiba-tiba dicekam diam. Fathimah menghardik mereka dan seolah waktu berhenti, tak memberi mulut-mulut jalang itu kesempatan untuk menimpali.


‘Ali tak tahu apakah rasa itu bisa disebut cinta. Tapi, ia memang tersentak ketika suatu hari mendengar kabar yang mengejutkan. Fathimah dilamar seorang lelaki yang paling akrab dan paling dekat kedudukannya dengan Sang Nabi. Lelaki yang membela Islam dengan harta dan jiwa sejak awal-awal risalah. Lelaki yang iman dan akhlaqnya tak diragukan; Abu Bakr Ash Shiddiq, Radhiyallaahu ’Anhu.
”Allah mengujiku rupanya”, begitu batin ’Ali.Ia merasa diuji karena merasa apalah ia dibanding Abu Bakr. Kedudukan di sisi Nabi? Abu Bakr lebih utama, mungkin justru karena ia bukan kerabat dekat Nabi seperti ’Ali, namun keimanan dan pembelaannya pada Allah dan RasulNya tak tertandingi. Lihatlah bagaimana Abu Bakr menjadi kawan perjalanan Nabi dalam hijrah sementara ’Ali bertugas menggantikan beliau untuk menanti maut di ranjangnya.

Lihatlah juga bagaimana Abu Bakr berda’wah. Lihatlah berapa banyak tokoh bangsawan dan saudagar Makkah yang masuk Islam karena sentuhan Abu Bakr; ’Utsman, ’Abdurrahman ibn ’Auf, Thalhah, Zubair, Sa’d ibn Abi Waqqash, Mush’ab.. Ini yang tak mungkin dilakukan kanak-kanak kurang pergaulan seperti ’Ali.

Lihatlah berapa banyak budak Muslim yang dibebaskan dan para faqir yang dibela Abu Bakr; Bilal, Khabbab, keluarga Yassir, ’Abdullah ibn Mas’ud.. Dan siapa budak yang dibebaskan ’Ali? Dari sisi finansial, Abu Bakr sang saudagar, insya Allah lebih bisa membahagiakan Fathimah.

’Ali hanya pemuda miskin dari keluarga miskin. ”Inilah persaudaraan dan cinta”, gumam ’Ali.”Aku mengutamakan Abu Bakr atas diriku, aku mengutamakan kebahagiaan Fathimah atas cintaku.”Cinta tak pernah meminta untuk menanti. Ia mengambil kesempatan atau mempersilakan. Ia adalah keberanian, atau pengorbanan.

Beberapa waktu berlalu, ternyata Allah menumbuhkan kembali tunas harap di hatinya yang sempat layu.Lamaran Abu Bakr ditolak. Dan ’Ali terus menjaga semangatnya untuk mempersiapkan diri. Ah, ujian itu rupanya belum berakhir. Setelah Abu Bakr mundur, datanglah melamar Fathimah seorang laki-laki lain yang gagah dan perkasa, seorang lelaki yang sejak masuk Islamnya membuat kaum Muslimin berani tegak mengangkat muka, seorang laki-laki yang membuat syaithan berlari takut dan musuh- musuh Allah bertekuk lutut.

’Umar ibn Al Khaththab. Ya, Al Faruq, sang pemisah kebenaran dan kebathilan itu juga datang melamar Fathimah. ’Umar memang masuk Islam belakangan, sekitar 3 tahun setelah ’Ali dan Abu Bakr. Tapi siapa yang menyangsikan ketulusannya? Siapa yang menyangsikan kecerdasannya untuk mengejar pemahaman? Siapa yang menyangsikan semua pembelaan dahsyat yang hanya ’Umar dan Hamzah yang mampu memberikannya pada kaum muslimin? Dan lebih dari itu, ’Ali mendengar sendiri betapa seringnya Nabi berkata, ”Aku datang bersama Abu Bakr dan ’Umar, aku keluar bersama Abu Bakr dan ’Umar, aku masuk bersama Abu Bakr dan ’Umar”.

Betapa tinggi kedudukannya di sisi Rasul, di sisi ayah Fathimah. Lalu coba bandingkan bagaimana dia berhijrah dan bagaimana ’Umar melakukannya. ’Ali menyusul sang Nabi dengan sembunyi-sembunyi, dalam kejaran musuh yang frustasi karena tak menemukan beliau Shallallaahu ’Alaihi wa Sallam. Maka ia hanya berani berjalan di kelam malam. Selebihnya, di siang hari dia mencari bayang-bayang gundukan bukit pasir. Menanti dan bersembunyi.’Umar telah berangkat sebelumnya. Ia thawaf tujuh kali, lalu naik ke atas Ka’bah. ”Wahai Quraisy”, katanya. ”Hari ini putera Al Khaththab akan berhijrah. Barangsiapa yang ingin isterinya menjanda, anaknya menjadi yatim, atau ibunya berkabung tanpa henti, silakan hadang ’Umar di balik bukit ini!” ’Umar adalah lelaki pemberani. ’Ali, sekali lagi sadar. Dinilai dari semua segi dalam pandangan orang banyak, dia pemuda yang belum siap menikah. Apalagi menikahi Fathimah binti Rasulillah! Tidak. ’Umar jauh lebih layak. Dan ’Ali ridha.

Cinta tak pernah meminta untuk menanti. Ia mengambil kesempatan. Itulah keberanian. Atau mempersilakan. Yang ini pengorbanan.Maka ’Ali bingung ketika kabar itu meruyak. Lamaran ’Umar juga ditolak.

Menantu macam apa kiranya yang dikehendaki Nabi? Yang seperti ’Utsman sang miliarderkah yang telah menikahi Ruqayyah binti Rasulillah? Yang seperti Abul ’Ash ibn Rabi’kah, saudagar Quraisy itu, suami Zainab binti Rasulillah? Ah, dua menantu Rasulullah itu sungguh membuatnya hilang kepercayaan diri.Di antara Muhajirin hanya ’Abdurrahman ibn ’Auf yang setara dengan mereka. Atau justru Nabi ingin mengambil menantu dari Anshar untuk mengeratkan kekerabatan dengan mereka? Sa’d ibn Mu’adzkah, sang pemimpin Aus yang tampan dan elegan itu? Atau Sa’d ibn ’Ubaidah, pemimpin Khazraj yang lincah penuh semangat itu?

”Mengapa bukan engkau yang mencoba kawan?”, kalimat teman-teman Ansharnya itu membangunkan lamunan. ”Mengapa engkau tak mencoba melamar Fathimah? Aku punya firasat, engkaulah yang ditunggu-tunggu Baginda Nabi.. ””Aku?”, tanyanya tak yakin.”Ya. Engkau wahai saudaraku!””Aku hanya pemuda miskin. Apa yang bisa kuandalkan?””Kami di belakangmu, kawan! Semoga Allah menolongmu!”

Ali pun menghadap Sang Nabi. Maka dengan memberanikan diri, disampaikannya keinginannya untuk menikahi Fathimah. Ya, menikahi. Ia tahu, secara ekonomi tak ada yang menjanjikan pada dirinya. Hanya ada satu set baju besi di sana ditambah persediaan tepung kasar untuk makannya. Tapi meminta waktu dua atau tiga tahun untuk bersiap-siap? Itu memalukan! Meminta Fathimah menantikannya di batas waktu hingga ia siap? Itu sangat kekanakan. Usianya telah berkepala dua sekarang.”Engkau pemuda sejati wahai ’Ali!”, begitu nuraninya mengingatkan. Pemuda yang siap bertanggungjawab atas cintanya. Pemuda yang siap memikul resiko atas pilihan- pilihannya. Pemuda yang yakin bahwa Allah Maha Kaya.

Lamarannya berjawab, ”Ahlan wa sahlan!” Kata itu meluncur tenang bersama senyum Sang Nabi.Dan ia pun bingung. Apa maksudnya? Ucapan selamat datang itu sulit untuk bisa dikatakan sebagai isyarat penerimaan atau penolakan. Ah, mungkin Nabi pun bingung untuk menjawab. Mungkin tidak sekarang. Tapi ia siap ditolak. Itu resiko. Dan kejelasan jauh lebih ringan daripada menanggung beban tanya yang tak kunjung berjawab. Apalagi menyimpannya dalam hati sebagai bahtera tanpa pelabuhan. Ah, itu menyakitkan.

”Bagaimana jawab Nabi kawan? Bagaimana lamaranmu?””Entahlah..””Apa maksudmu?””Menurut kalian apakah ’Ahlan wa Sahlan’ berarti sebuah jawaban!””Dasar tolol! Tolol!”, kata mereka,”Eh, maaf kawan.. Maksud kami satu saja sudah cukup dan kau mendapatkan dua! Ahlan saja sudah berarti ya. Sahlan juga. Dan kau mendapatkan Ahlan wa Sahlan kawan! Dua-duanya berarti ya !”Dan ’Ali pun menikahi Fathimah. Dengan menggadaikan baju besinya. Dengan rumah yang semula ingin disumbangkan ke kawan-kawannya tapi Nabi berkeras agar ia membayar cicilannya. Itu hutang.Dengan keberanian untuk mengorbankan cintanya bagi Abu Bakr, ’Umar, dan Fathimah. Dengan keberanian untuk menikah. Sekarang. Bukan janji-janji dan nanti-nanti.

’Ali adalah gentleman sejati. Tidak heran kalau pemuda Arab memiliki yel, “Laa fatan illa ‘Aliyyan! Tak ada pemuda kecuali Ali!” Inilah jalan cinta para pejuang. Jalan yang mempertemukan cinta dan semua perasaan dengan tanggung jawab. Dan di sini, cinta tak pernah meminta untuk menanti. Seperti ’Ali. Ia mempersilakan. Atau mengambil kesempatan. Yang pertama adalah pengorbanan. Yang kedua adalah keberanian.

Dan ternyata tak kurang juga yang dilakukan oleh Putri Sang Nabi, dalam suatu riwayat dikisahkan bahwa suatu hari (setelah mereka menikah) Fathimah berkata kepada ‘Ali, “Maafkan aku, karena sebelum menikah denganmu. Aku pernah satu kali jatuh cinta pada seorang pemuda ”‘Ali terkejut dan berkata, “kalau begitu mengapa engkau mau manikah denganku? dan Siapakah pemuda itu?”Sambil tersenyum Fathimah berkata, “Ya, karena pemuda itu adalah Dirimu.”

Kemudian Nabi saw bersabda: “ Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla memerintahkan aku untuk menikahkan Fatimah puteri Khadijah dengan Ali bin Abi Thalib, maka saksikanlah sesungguhnya aku telah menikahkannya dengan maskawin empat ratus Fidhdhah (dalam nilai perak), dan Ali ridha (menerima) mahar tersebut.”

Kemudian Rasulullah saw. mendoakan keduanya:“ Semoga Allah mengumpulkan kesempurnaan kalian berdua, membahagiakan kesungguhan kalian berdua, memberkahi kalian berdua, dan mengeluarkan dari kalian berdua kebajikan yang banyak.”

(Kitab Ar-Riyadh An-Nadhrah 2:183, Bab 4)


»»  READMORE...

Kamis, 07 November 2013

Sebuah Penantian



Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh…

Entah angin apa yang membuai hari ini, membuatku begitu berani mencoretkan sesuatu untuk dirimu yang tidak pernah aku kenali. Aku sebenarnya tidak pernah berniat untuk memperkenalkan diriku kepada siapapun. Apalagi mencurahkan sesuatu yang hanya aku khususkan buatmu sebelum tiba masanya.



Kehadiran seorang lelaki yang menuntut sesuatu yang kujaga rapi selama ini semata-mata buatmu, itulah hati dan cintaku, membuatku tersadar dari lenaku yang panjang.

Ibu telah mendidikku semenjak kecil agar menjaga maruah dan mahkota diriku karena Allah telah menetapkannya untukmu suatu hari nanti. Kata ibu, tanggungjawab ibu bapak terhadap anak perempuan ialah menjaga dan mendidiknya sehingga seorang lelaki mengambil-alih tanggungjawab itu dari mereka. Jadi, kau telah wujud dalam diriku sejak dulu. Sepanjang umurku ini, aku menutup pintu hatiku dari lelaki manapun karena aku tidak mau membelakangimu.

Aku menghalang diriku dari mengenali lelaki manapun karena aku tidak mau mengenal lelaki lain selainmu, apa lagi memahami mereka. Karena itulah aku sekuat ‘kodrat yang lemah ini’ membatasi pergaulanku dengan bukan mahramku. Aku lebih suka berada di rumah karena rumah itu tempat yang terbaik buat sorang perempuan. Aku sering merasa tidak selamat dari diperhatikan lelaki. Bukanlah aku bersangka buruk terhadap kaummu, tetapi lebih baik aku berwaspada karena contoh banyak di depan mata.

Aku palingkan wajahku dari lelaki yang asyik memperhatikan diriku atau coba merayuku. Aku sedaya mungkin melarikan pandanganku dari lelaki ajnabi (asing) karena Aisyah Rodhiyallohu anha pernah berpesan, “Sebaik-baik wanita ialah yang tidak memandang dan tidak dipandang oleh lelaki.” Aku tidak ingin dipandang cantik oleh lelaki. Biarlah aku hanya cantik di matamu. Apalah gunanya aku menjadi idaman banyak lelaki sedangkan aku hanya bisa menjadi milikmu seorang. Aku tidak merasa bangga menjadi rebutan lelaki bahkan aku merasa terhina diperlakukan sebegitu seolah-olah aku ini barang yang bisa dimiliki sesuka hati.

Aku juga tidak mau menjadi penyebab kejatuhan seorang lelaki yang dikecewakan lantaran terlalu mengharapkan sesuatu yang tidak dapat aku berikan. Bagaimana akan kujawab di hadapan ALLAH kelak andai ditanya? Adakah itu sumbanganku kepada manusia selama hidup di muka bumi? Kalau aku tidak ingin kau memandang perempuan lain, aku dululah yang perlu menundukkan pandanganku. Aku harus memperbaiki dan menghias pribadiku karena itulah yang dituntut oleh Allah. Kalau aku ingin lelaki yang baik menjadi suamiku, aku juga perlu menjadi perempuan yang baik. Bukankah Allah telah menjanjikan perempuan yang baik itu untuk lelaki yang baik?

Tidak kunafikan sebagai remaja, aku memiliki perasaan untuk menyayangi dan disayangi. Namun setiap kali perasaan itu datang, setiap kali itulah aku mengingatkan diriku bahwa aku perlu menjaga perasaan itu karena ia semata-mata untukmu. Allah telah memuliakan seorang lelaki yang bakal menjadi suamiku untuk menerima hati dan perasaanku yang suci. Bukan hati yang menjadi labuhan lelaki lain. Engkau berhak mendapat kasih yang tulen.

Diriku yang memang lemah ini telah diuji oleh Allah saat seorang lelaki ingin berkenalan denganku. Aku dengan tegas menolak, berbagai macam dalil aku kemukakan, tetapi dia tetap tidak berputus asa. Aku merasa seolah-olah kehidupanku yang tenang ini telah dirampas dariku. Aku bertanya-tanya adakah aku berada di tebing kebinasaan ? Aku beristigfar memohon ampunan-Nya. Aku juga berdoa agar Pemilik Segala Rasa Cinta melindungi diriku dari kejahatan.

Kehadirannya membuatku banyak memikirkan tentang dirimu. Kau kurasakan seolah-olah wujud bersamaku. Di mana saja aku berada, akal sadarku membuat perhitungan denganmu. Aku tahu lelaki yang menggodaku itu bukan dirimu. Malah aku yakin pada gerak hatiku yang mengatakan lelaki itu bukan teman hidupku kelak.

Aku bukanlah seorang gadis yang cerewet dalam memilih pasangan hidup. Siapalah diriku untuk memilih permata sedangkan aku hanyalah sebutir pasir yang wujud di mana-mana.

Tetapi aku juga punya keinginan seperti wanita solehah yang lain, dilamar lelaki yang bakal dinobatkan sebagai ahli syurga, memimpinku ke arah tujuan yang satu.

Tidak perlu kau memiliki wajah setampan Nabi Yusuf Alaihisalam, juga harta seluas perbendaharaan Nabi Sulaiman Alaihisalam, atau kekuasaan seluas kerajaan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam, yang mampu mendebarkan hati juataan gadis untuk membuat aku terpikat.

Andainya kaulah jodohku yang tertulis di Lauh Mahfuz, Allah pasti akan menanamkan rasa kasih dalam hatiku juga hatimu. Itu janji Allah. Akan tetapi, selagi kita tidak diikat dengan ikatan yang sah, selagi itu jangan dimubazirkan perasaan itu karena kita masih tidak mempunyai hak untuk begitu. Juga jangan melampaui batas yang telah Allah tetapkan. Aku takut perbuatan-perbuatan seperti itu akan memberi kesan yang tidak baik dalam kehidupan kita kelak.

Permintaanku tidak banyak. Cukuplah engkau menyerahkan seluruh dirimu pada mencari ridha Illahi. Aku akan merasa amat bernilai andai dapat menjadi tiang penyangga ataupun sandaran perjuanganmu. Bahkan aku amat bersyukur pada Illahi kiranya akulah yang ditakdirkan meniup semangat juangmu, mengulurkan tanganku untukmu berpaut sewaktu rebah atau tersungkur di medan yang dijanjikan Allah dengan kemenangan atau syahid itu. Akan kukeringkan darah dari lukamu dengan tanganku sendiri. Itu impianku.

Aku pasti berendam airmata darah, andainya engkau menyerahkan seluruh cintamu kepadaku. Cukuplah kau mencintai Allah dengan sepenuh hatimu karena dengan mencintai Allah, kau akan mencintaiku karena-Nya. Cinta itu lebih abadi daripada cinta biasa. Moga cinta itu juga yang akan mempertemukan kita kembali di syurga….

wassalam..... 




»»  READMORE...

Jangan Jatuh Cinta


Di sini pernah ada rasa simpati
Di sini pernah ada rasa menggagumi
Rasa ingin memiliki
Memasukkanmu ke dalam hati ini

Menjadi penghuni...
Mencoba berlindung di balik fitrahnya hati
Untuk mencari pembenaran diri...
Namun Ternyata semua hanya permainan nafsu

Untuk memburu cinta yang semu
Aku Tertipu...
Tuhanku berikanku cinta yang Kau titipkan
Bukan cinta yang ku tanam 2 x

Aku ingin rasa cinta ini
Masih menjadi cinta perawan
Cinta yang hanya aku berikan
Saat ijab qabul telah tertunaikan 2 x

Tuhanku berikanku cinta yang Kau titipkan
Bukan cinta yang ku tanam 5 x
»»  READMORE...

Jumat, 23 Agustus 2013

Tips Jitu Untuk Mengetahui Private Number

Kalian pernah gak ditelpon sama nomor yang ga diketahui alias private number? Pasti kesel kan?! Banyak orang yang sering dikerjain sama private number ini. Nih, ane mw bagi2 tips sama agan2 cara mengetahui nomor pribadi (private number).

CARA PERTAMA (untuk pengguna hp NOKIA)
Ketikkan kode *#30# dan tekan OK, maka di layar akan muncul tulisan "nomer penelpon ditampilkan" atau biasanya tergantung dari tipe hp masing-masing. Untuk kode ini sayangnya tidak didukung oleh operator di Indonesia, jadi ini hanya sebagai bahan pengetahuan saja. Kapan ya di Indonesia operatornya bisa?

CARA KEDUA
Mendivert semua panggilan tidak dikenal. Pada setiap hp ada fasilitas divert/ pengalihan ini, nah pada malam hari jika memaksa tetap mengaktifkan hp dan biasanya ada orang iseng gunakan fasilitas divert ini, caranya alihkan semua panggilan tidak dikenal (yang tidak tercantum di phonebook) ke kotak mailbox, jadi setiap panggilan masuk yang nomernya hidden bakalan masuk ke mailbox dan nanti kita akan mendapatkan sms bahwa pemanggil dengan nomer 08xxxxxxxx telah menghubungi agan. Lihat record dari nomer tersebut sapa saja yang menelpon. Khusus untuk XL, Indosat dan telkomsel biasanya bisa.

CARA KETIGA
Disaat agan tahu ada orang iseng dengan menelpon berulang - ulang menggunakan private number, sebaiknya setelah panggilan ketiga kalinya, matikan hp agan sampai beberapa waktu, tujuannya agar penelpon kena pulsa. Maksudnya supaya dia masuk ke kotak mailbox juga, nah seperti cara kedua, maka saat kita menghidupkan hp kita nomer penelpon akan diberikan oleh operator kita. Misalnya jika kita menggunakan XL, maka smsnya akan datang dari 818 dengan isi " anda telah dihubungi oleh 081xxxxxxx pada 23:15 dst..." ane rasa ini adalah cara paling ampuh secara tradisional yang bisa diterapkan di Indonesia.

CARA KEEMPAT
Saat agan tahu ada penelpon iseng dengan menggunakan private number, maka gunakan hp anda untuk menelpon, nah maka saat dia mencoba menelpon anda di tempat si penelpon iseng tersebut akan masuk ke mailbox karena nada sibuk. Untuk mengetahui nomernya si penelpon biasanya agan mendapatkan sms seperti yang ane jelaskan di cara ketiga di atas.

CARA KELIMA
Reject telpon agan dengan menekan tombol bergambar telpon warna merah (tombol off) dan biarkan si penelpon masuk ke mailbox. Sayangnya cara ini tidak selalu bisa, karena dianggap kita sengaja menolak setelah mengetaui penelponnya, tapi untuk malam hari kebanyakan cara ini akan menggiring penelpon ke kotak mailbox kita, sehingga sekali lagi kita akan mendapat sms seperti sebelumnya. Untuk pembuktian semua cara ini, coba lakukan sendiri terlebih dahulu untuk meyakinkan agan. Jadi agan bisa memilih cara mana yang efektif.
»»  READMORE...

Rabu, 12 Juni 2013

Tips Menggunakan Jilbab Sesuai dengan Jenis Muka


Sahabat, kadang kita bingung mengaplikasikan gaya berjilbab yang sesuai dengan bentuk wajah kita. Sehingga banyak waktu yang terbuang di depan cermin rias. Tapi itu dulu, sekarang, Anda bisa dengan yakin memilih suatu gaya, hanya dengan mengikuti panduan aplikasi jilbab dengan bentuk wajah di bawah ini:

Wajah Panjang

Garis yang dihasilkan bila menggunakan inner bandana akan membuat wajah panjang lebih bervolume
 
Untuk wanita berwajah panjang, cocok menggunakan jilbab dengan menggunakan bandana, sehingga memberikan kesan volume di wajah Anda. Anda boleh menngelung rambut anda agar memebrikan volume dikepala sehingga terlihat seimbang dengan kepala anda, namun jangan menggelung rambut terlalu tinggi, karena akan membuat kepala anda terlihat semakin panjang dan tidak proporsional. Aksesoris seperti brooch bunga yang dikenakan disisi wajah sehingga menambah volume wajah. Hindari penggunaan pashmina dengan gaya drapery ke depan dada karena penggunaan pashmina dengan gaya ini akan memberikan kesan muka yang panjang.

Wajah Bulat

Hindari bandana yang dapat menambah volume wajah anda. 
Inner dengan cap dapat membuat wajah anda terlihat lebih lonjong.
 
 
bulat, tidak disarankan untuk menggunakan inner kerudung berupa bandana, karena garis bandana yang akan berhenti di area telinga akan membuat wajah anda terlihat lebar. Jilbab instan dengan caps (inner jilbab dengan bentuk menyerupai topi) dapan memberikan kesan wajah yang lebih panjang, dan sedikit menutupi area pipi atas, sehingga wajah terlihat lebih lagsing. Jika anda ingin menggunakan inner kerudung yang fit di kepala anda, disarankan untuk menggunakan inner yang tertutup sampai leher (dipasaran biasa disebut inner ninja) karena inner ini dapat ditarik ke depan untuk menutupi sedikit bagian samping wajah (pipi) sehingga wajah dapat tampak lebih lonjong. Jika anda memiliki rambut yang panjang, sebaiknya kuncir biasa rambut anda, karena cepol atau konde yang bervolume akan memberikan efek bentuk kepala yang besar. Hindari penggunaan aksesoris yang bervolume diarea kepala juga yang meberikan efek membundar seperti brooch bunga yang mengembang dan bandana kecil yang diletakkan diluar jilbab karena menegaskan bentuk wajah yang bulat. Penggunaan pashmina dengan gaya drapery didepan dada juga member kesan wajah yang lebih panjang.

Wajah Persegi

Tarik maju jilbab anda agar bentuk rahang yang tegas dapat disamarkan.
 
Untuk anda yang berwajah persegi, pilihlah jilbab yang membulat (rounded shape) yang akan membingkai lembut wajah anda sehingga menyamarkan garis-garis tajam di area bawah muka. Misalnya apabila anda mengunakan jilbab segitiga, tarik jilbab bagian rahang agak maju, sehingga menutupi bagian tulang rahang yang tegas. Jika wajah anda tidak panjang, jangan menutupi kening anda terlalu banyak, sehingga wajah anda dapat terlihat lebih lonjong. Penggunaan pashmina model loose dapat membantu menyamarkan bentuk rahang yang tegas, misalnya jilbab sling (produk NIGNAG).

Wajah Oval

Bentuk wajah oval biasanya cocok menggunakan semua model jilbab.
 
Jenis wajah oval cenderung cocok menggunakan berbagai jenis kerudung atau jilbab. Anda tinggal memilih padu padan warna dan gaya yang sesuai dengan warna kulit, usia dan karakter anda.
Bagaimana?
Anda sekarang sudah tidak bingung lagi kan? Ikuti panduannya, pilih gaya yang sesuai dengannya. So, Anda tak perlu lama-lama lagi di depan cermin sekarang… :)

Sumber : http://blog.tuneeca.com/tips-and-tricks/tips-menggunakan-jilbab-sesuai-dengan-jenis-muka/
»»  READMORE...